Monumen Bunga di Ijen Malang
adalah tempat yang begitu ramai dikunjungi masyarakat di hari Minggu. Ratusan
orang berduyun – duyun berolahraga ataupun hanya sekedar melihat – lihat
keramaian di tempat tersebut. Terkadang juga ada sebuah panggung yang diisi
acara oleh iklan – iklan.
Di satu
sudut Monumen Bunga terdapat sebuah komunitas yang menarik hati orang – orang
yang lewat. Komunitas tersebut adalah komunitas pecinta reptil. Beberapa orang
membawa reptil mereka dan memamerkannya di trotoar. Tidak sedikit orang yang
meminta untuk di foto persama reptil tersebut. Pada hari Minggu, 4 September
2012 komunitas tersebut membawa ular piton.
Beberapa
orang laki – laki maupun perempuan meminjam ular piton milik seorang pawang
piton bernama Sinyo. Dan bukan orang dewasa saja, seorang anak kecil asli
Sawojajar Malang bernama Reva memberanikan dirinya menggendong ular piton milik
Sinyo.
Dua
orang anggota komunitas pecinta reptil, Sinyo dan Tri mengaku menjadi anggota
di komunitas tersebut hanyalah sebagai hobi mereka. Karena memang komunitas tersebut
di Malang hanyalah untuk penghobi, tidak seperti di Banyuwangi dan Kediri yang
memiliki komunitas pecinta reptil yang benar – benar terkoodinir.
Sinyo
mengaku tidak mengkhawatirkan orang yang meminjam pitonnya selama masih dalam
pengawasannya. Karena ular tersebut akan jinak selama bersama pawangnya. Sinyo
tidak berani menyewakan pitonnya, karena ia takut piton akan marah apabila
mendapat perlakuan yang salah. Pawang piton berumur 22 tahun ini telah 13 tahun
hidup bersama piton. “Saya sebenarnya telah mengenal ular sejak saya lahir,
karena keluarga saya adalah keluarga pecinta ular. Tetapi ayah saya menunggu
saya cukup umur untuk merawat ular saya sendiri” begitu ujar Sinyo.
Awalnya
Sinyo membeli ular piton - piton dari seorang seller ketika piton – piton
tersebut masih kecil. Dan Sinyo merawatnya sampai piton tersebut siap kawin dan
diternakkan. Teknik pengawinannya pun tidak mudah, yaitu perlu mengetahui bahwa
si piton mengalami obesitas atau tidak. Karena piton yang mengalami obesitas
atau kegemukan akan mengalami kegagalan apabila dikawinkan.
Di
komunitas pecinta reptil tersebut terdapat beberapa spesialis, yaitu penjinak
retik, penjinak molap, penjinak cornsnake, papua rencis, dan lain – lain. Sinyo
sendiri adalah seorang penjinak piton jenis retik. Dia memiliki seekor piton
retik berumur 1,7 tahun seberat 5 kg. Dia memelihara piton tersebut di dalam
kontrakannya. “Di kontrakan saya merawat piton retik saya secara terlepas,
tetapi saya harus rutin memberikan makan selama seminggu sekali berupa 2,5 kg
kepala ayam rebus. Penakluk piton tersebut mengaku merawat piton tidaklah
sulit, hanya doperlukan perhatian ekstra agar piton tetap dalam keadaan sehat.
*Berita sederhana ini sebenarnya adalah untuk memenuhi tugas jurnalistik, tetapi karena pengumpulannya tidak jadi maka saya putuskan menulis di blog ini. ( pengalaman pertama saya menggendong ular piton ) :D Malang, 4 November 2012